Rabu, 18 Juli 2012

4 Teknik Untuk Mencapai Organisasi Ideal

Ini adalah Ramuan Rahasia membangun dan melaksanakan sebuah organisasi , selama ini ramuan ini hanya saya simpan dalam benak. Dan sekarang saya coba untuk menuangkan ramuan ini dalam tulisan semoga bagia siapapun yang membaca bisa bermanfaat … 4 TEKNIK UNTUK MENCAPAI ORGANISASI IDEAL By Rizki Noor Laksana Perjuangan yang diusung sebuah organisasi memerlukan strategi yang cukup briliant. Diantara pondasi dasar dari strategi ini antara lain: 1. Kekuatan dan keyakinan Keyakinan adalah kunci kemenangan di setiap perjuangan. Percaya akan adanya Kekuatan Tanpa Batas akan memberikan dampak yang kuat atas keyakinan misi perjuangan (yang baik). Ketika sebuah perjuangan meninggalkan aspek keyakinan, maka hal ini akan menghilangkan ruh perjuangan dan memudahkan datangnya kelemahan bahkan kekalahan. Sarana penunjang pertebalan keyakinan ini antara lain akal dan pengetahuan. Gairah meng-upgrade diri ini adalah password yang semesta sediakan guna memasuki pintu-pintu kesuksesan. 2. Kekuatan Barisan "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh", adalah slogan yang sering kita dengar. Slogan ini bukan tanpa bukti, sebagai contoh sederhana, coba kita patahkan satu batang lidi dan satu ikat kumpulan lidi (sapu lidi). Tentu kita akan menemukan fakta bahwa betapa mematahkan sapu lidi itu jauh lebih sulit dibandingkan sekedar mematahkan sebatang lidi. Banyak pihak sependapat dengan slogan di atas, meski banyak diantara yang sependapat itu tak kunjung juga bersedia mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. (simulasi ini ada adalam OFATEK) - Kehuatan Hubungan Antar Anggota Sudah menjadi rahasia umum bahwa soliditas team adalah kunci keberhasilan. Seringkali dunia tercengang ketika sebuah klub raksasa tumbang di area pertandingan oleh sebuah team pendatang baru yang solid. Itu hanyalah sebuah contoh karena masih banyak lagi contoh-contoh lain yang tak mungkin disebutkan satu per satu. Kekeroposan lini koordinasi sebuah team, bahkan pada team-team dengan anggota yang ber-skill tinggi sekalipun akan dapat menyebabkan kegagalan. - Komitmen Pribadi Para Anggota Komitmen bukan sekedar slogan... Komitmen bisa diartikan sebuah janji diri untuk meyakini, melakukan, dan konsisten menjaga pelaksanaan sebuah tindakan dalam upaya mewujudkan apa-apa yang telah ditentukan. Ini adalah hal berharga yang mungkin bisa dikatakan telah menjadi barang langka. Banyak orang mempropagandakan sebuah komitmen yang sebenarnya tidak lebih dari sekedar komat-kamit. Keteguhan hati dalam mengusung sebuah komitmen dapat menjadikan diri menjadi sosok yang gigih, tangguh, dan pantang menyerah. 3. Team Work Ada slogan bahwa TEAM adalah Together Everyone Achieve More (dengan bersama setiap orang akan mendapatkan segala sesuatunya dalam jumlah yang lebih banyak). Kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika dalam sebuah institusi, jika setiap divisi yang ada bertindak sendiri-sendiri tanpa adanya koordinasi. Dapat difahami bahwa masing-masing pihak yang menjadi bagian dari sebuah organisasi tentu memiliki EGO. Namun ketika EGO pribadi dikedepankan maka pemuasan EGO pribadi tersebut belum tentu menjadi kepuasan bagi setiap anggota team (kelompok/organisasi). Berbeda jika ketetapan atau tujuan team yang diutamakan, maka pencapaian atas hal ini akan menebarkan rasa kepuasan bagi tiap-tiap diri anggotanya, karena ketetapan/tujuan tersebut tentu dibangun atas sekumpulan EGO dari para anggotanya secara kolektif. Agar tujuan organisasi yang dipilih dapat memicu kerjasama team (team work) dengan baik, ada beberapa hal yang harus ditapaki dalam melakukan penetapannya, antara lain: - Musyawarah Ketetapan harus dibangun atas dasar kepentingan bersama. Organisasi harus bisa mengakomodir atau mencerminkan pribadi seluruh anggotanya. Ketika sebuah musyawarah dapat menemui kata mufakat, maka sangat memungkinkan para anggotanya untuk bersedia fight bahkan meski motivasi mereka adalah memenuhi kepuasan EGO mereka sekalipun. Hal ini dimungkinkan karena ketetapan organisasi telah dianggap (dipercayai atau bahkan diyakini) sebagai pencerminan tujuan pribadinya. - Membangun Visi Tanpa arah yang jelas, seseorang sangat mungkin tersesat ketika berjalan menuju tempat yang hendak dihampirinya. Semua tempat bisa jadi dirasa kurang pas untuk dikatakan sebagai tujuannya. Demi menghemat waktu, maka seseorang sebaiknya menentukan terlebih dahulu kriteria atau bahkan pastinya tempat yang hendak dituju. Demikian pula dengan sebuah organisasi. Penentuan visi adalah langkah awal yang harus dibangun dan ditentukan. Jelasnya, visi akan menghadirkan gairah dan petunjuk arah bagi segenap anggota kelompok yang ada. Sebuah visi haruslah visioner, artinya mencerminkan harapan, gambaran, dan konsekuensi yang harus ditapaki dalam rangka merealisasikannya. - Melaksanakan Visi Ketika visi telah ditentukan, maka untuk menjauhkan visi dari sekedar slogan atau propaganda pepesan kosong, maka visi harus bisa diterjemahkan dalam hal juknis (petunjuk teknis) atau SOP untuk memudahkan setiap anggota dalam upaya mewujudkan visi organisasi. Pelaksanaan visi juga dapat dipertegas dengan penciptaan target-target untuk setiap kategori waktu, seperti jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Target yang baik harus terukur, karena ketidak terukuran target justru akan menciptakan deskonstruktif dan unproduktif. Sebagaimana pepatah mengatakan: "Letakkan cita-citamu setinggi langit, namun letakkanlah target-targetmu di depan tembok". 4. Kesabaran Sabar... Kata ini seringkali disalahtafsirkan sebagai sebuah kata yang mewakili ketidakberdayaan. Seringkali kita mendengar "Sabar itu ada batasnya". Tidak..!!! Sabar itu unlimited... Sabar itu tak terbatas. Kita harus membedakan antara sabar dengan batas toleransi. Dalam hal toleransi (batasan yang masih bisa ditolerir) tentu ada wilayah maksimumnya, dan ketika wilayah itu mulai terusik, maka kita akan tergerak untuk melakukan upaya pengamanan. Sementara sabar harus difahami sebagai kumpulan upaya-upaya menuju ke arah lebih baik. Misalkan seseorang ingin menjadi juara, maka pengertian sabar adalah menapaki jejak proses pencapaian juara mulai dari menginventarisir hal-hal yang diperlukan, menetapkan jadwal latihan, pemantasan diri dengan disiplin menjalani setiap prosesi latihan, sampai memberikan sikap terbaik pada setiap hal yang ditemui, seperti menyadari kekurangan yang dimiliki, mengenali setiap potensi/keunggulan diri, jeli pada setiap peluang/kesempatan yang ditemui, serta memprediksi dan mensiasati solusi atas kemungkinan kendala-kendala yang akan dihadapi. Dalam bahasa manajerial hal ini biasa disebut dengan analisis SWOT. Sabar juga berhubungan dengan pembangunan karakter mental menuju jiwa yang lebih tegar dan lihai melihat sisi positif untuk menumbuhkembangkan kualitas dan pencapaian, seperti bagaimana menyikapi kekalahan atau hal-hal yang di luar prediksi menjadi pijakan kokoh menuju hasil yang lebih baik lagi. Seseorang yang berhasil membangun jiwa dan karakteristik sabar adalah orang-orang telaten yang mampu menjajaki setiap inci demi inci perjalanan hidupnya sebagai rajutan anyaman helai-helai jubah kesuksesan mereka. Link Download

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme Template Blog Free | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes